antara kemarahan atas kesalahan orang lain
dan belum jelasnya masa kedatangan rezekinya,
katakanlah ini sebagai kalimatmu sendiri …
Tuhanku Yang Maha Kaya,
Sesungguhnya Engkau sedang menunggu kepantasanku
untuk Kau perkaya dalam pengertian yang sesungguhnya,
yaitu yang mampu secara duniawi
dan yang mulia untuk kehidupan akhiratku.
Jika aku lebih patuh kepada tuntunan kebaikanMu,
akan Kau lebihkan kebaikan hidupku.
Jika aku menunda perbaikan diriku,
Engkau menunda jawaban bagi permintaanku.
Jika aku salah, maka kepantasanku untuk berezeki baik
tertunda sampai aku memperbaiki diri.
Jika aku minta maaf kepadaMu,
maka Engkau Yang Maha Pemaaf akan memaafkanku,
dan menyesuaikan rezekiku bagi kualitas diriku yang lebih baik.
Jika aku masih marah kepada orang yang menyalahiku,
maka aku masih tetap menjadi pribadi yang pantas disalahi oleh orang lain,
yang berarti belum pantas bagi rezekiku sebagai orang yang lebih baik.
Jika aku memaafkan orang yang menyalahiku, aku menjadi orang yang lebih baik. Dan itu yang menjadikanku pantas bagi rezeki yang lebih baik.
Ooh … Tuhanku Yang Maha Penyayang,
Kini aku mengerti, bahwa memaafkan adalah untuk kebaikanku sendiri.
Maka kesungguhan pribadiku hari ini adalah menghapus kemarahan,
dendam, dan benci kepada mereka yang telah menyalahiku,
agar aku menjadi pribadi yang lebih baik,
yang pantas bagi rezeki yang lebih baik.
Aamiin
Tuhan, aku benar-benar berharap,
dengan senyum yang kini lebih mengerti,
aku mohon Engkau membaikkan rezekiku hari ini
dan di hari-hari yang panjang ke masa depan.
Aamiin
Sesungguhnya Engkau sedang menunggu kepantasanku
untuk Kau perkaya dalam pengertian yang sesungguhnya,
yaitu yang mampu secara duniawi
dan yang mulia untuk kehidupan akhiratku.
Jika aku lebih patuh kepada tuntunan kebaikanMu,
akan Kau lebihkan kebaikan hidupku.
Jika aku menunda perbaikan diriku,
Engkau menunda jawaban bagi permintaanku.
Jika aku salah, maka kepantasanku untuk berezeki baik
tertunda sampai aku memperbaiki diri.
Jika aku minta maaf kepadaMu,
maka Engkau Yang Maha Pemaaf akan memaafkanku,
dan menyesuaikan rezekiku bagi kualitas diriku yang lebih baik.
Jika aku masih marah kepada orang yang menyalahiku,
maka aku masih tetap menjadi pribadi yang pantas disalahi oleh orang lain,
yang berarti belum pantas bagi rezekiku sebagai orang yang lebih baik.
Jika aku memaafkan orang yang menyalahiku, aku menjadi orang yang lebih baik. Dan itu yang menjadikanku pantas bagi rezeki yang lebih baik.
Ooh … Tuhanku Yang Maha Penyayang,
Kini aku mengerti, bahwa memaafkan adalah untuk kebaikanku sendiri.
Maka kesungguhan pribadiku hari ini adalah menghapus kemarahan,
dendam, dan benci kepada mereka yang telah menyalahiku,
agar aku menjadi pribadi yang lebih baik,
yang pantas bagi rezeki yang lebih baik.
Aamiin
Tuhan, aku benar-benar berharap,
dengan senyum yang kini lebih mengerti,
aku mohon Engkau membaikkan rezekiku hari ini
dan di hari-hari yang panjang ke masa depan.
Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar